Minggu, 02 Februari 2014

Metalografi (5)

1.     Etsa / Etching
4.1 Tujuan Percobaan
a)       Mengamati dan mengidentifikasi detil struktur logam dengan bantuan mikroskop optik
b)       Mengetahui perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serta aplikasinya.
c)        Dapat melakukan preparasi sampel metalografi secara baik dan benar.


4.2 Dasar teori
                Etsa merupakan proses penyerangan atau pengikisan batas butir secara selektif dan terkendali dengan pencelupan ke dalam larutan pengetsa baik menggunakan listrik maupun tidak ke permukaan sampel sehingga detil struktur yang akan diamati akan terlihat dengan jelas dan tajam. Untuk beberapa material, mikrostruktur baru muncul jika diberikan zat etsa. Sehingga perlu pengetahuan yang tepat untuk memilih zat etsa yang tepat. Ada dua jenis etsa, yaitu etsa kimia dan etsa elekrolitik.

1.       Etsa kimia

              Merupakan proses pengetsaan dengan menggunakan larutan kimia dimana zat etsa yang digunakan memiliki karakteristik tersendiri sehingga pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Contohnya yaitu sebagai berikut.
a.       Nitrid acid/nital: asam nitrit + alkohol 95 % (khusus untuk baja   karbon) yang bertujuan untuk mendapatkan fasa perlit dan ferit dari martensit.
b.       Picral: asam picric + alkohol (khusus baja) yang bertujuan untuk mendapatkan perlit, dan  feritdari martensit.
c.       Ferric chloride: Ferric chloride + HCl + air untuk melihat struktur SS, austenitic nikel dan paduan tembaga.
d.      Hydrofluoric acid : HF + air untuk mengamati struktur pada aluminium dan paduannya.
              Dalam melakukan etsa kimia ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
a.         waktu etsa jangan terlalu lama (umumnya sekitar 4–30 detik),
b.        setelah dietsa, segera dicuci dengan air mengalir lalu dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan alat pengering.

2.       Elektro etsa
              Merupakan proses etsa dengan menggunakan reaksi elektro etsa. Cara ini dilakukan dengan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik serta waktu pengetsaan. Adapun prinsip dasar etsa elektrolitik sebagai berikut.
a.    Prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Reduksi pada ktoda dan oksidasi pada anoda. Diberikan tegangan dari luar, cuplikan sebagai anoda dan katoda dari logam lain yang lebih inert, misal platina atau logam lain yang lebih elektronegatif dibanding cuplikan.
b.    Diperlukan potensial kimia yang lebih rendah daripada poles elektrolitik
c.Kecenderungan tergantung afinitas deret volta, dengan hydrogen volta dianggap nol.
d.    Prinsip adalah korosi dengan masing-masing elemen struktur mikro mempunyai laju korosi yang berbeda.

                Etsa jenis ini biasanya untuk stainless steel karena dengan etsa kimia susah untuk mendapatkan detail strukturnya. Hubungan kuat arus dan tegangan dalam etsa dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini, dimana kurva tersebut terbagi menjadi beberapa daerah karakteristik .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar