Jumat, 27 Januari 2012

Teh dan Kerupuk SMA

"Seperti biasa, setelah pukul 12 kami semua berhamburan keluar kelas. Ingin rasanya mengeluarkan alkana, alkuna dan aldehid yang baru saja dimasukkan secara paksa oleh guru kami. Mungkin dia tak tahu kalau sebelumnya otak kami sudah penuh dengan SPDV, matriks, dan trigonometri. ku tengok kanan dan kiri yang membuat hati ini bimbang. ke kiri berjalan kekantin untuk mengisi perut kami yang keroncongan atau kekanan melangkahkan kai menuju masjid al manar? Ya, masid almanar, masjid dari universitas muhamadiyah ponorogo yang ada di depan sekolah kami. masjidnya besar, nyaman untuk sholat. Dan entah kenapa ketika sholat disana, udara seolah mendukung kami sholat lebih khusyuk dengan kesejukannya. Sekolah kami memang sekolah tertua dan terbaik dikota kami. tapi sayangnya musholanya kecil dengan ventilasi yang kurang baik. sehingga bila kami yang laki laki sholat di dalam. shulit untuk khusyuk mengingat kami harus sering sering mengusap peluh yang akan jatuh. kipas angin tua yang menggantikan fuungsi lampu hias ditengah masjid seolah tak mampu mendinginkan ruangan. di geber dengan kecepatan maksimalpun tetap tak mampu mendingan kan raugnan yang seluas sekitar 7x8 meteran. nasib kaum hawa lebih mendingan. teras masjid dibawah atap seng dan rangka besi.dengan kain hijau sebagai pembatas dengan jalan membuat udara bebas bergerak, membuat angin bisa mnyapu peluh di siang hari. 
Akhirnya aku putuskan mengajak temanku untuk pergi ke al manar. menunggu datangnya panggilan sambil menikmati belaian hangat sang mentari. setelah menyeberangi jalan budi utomo yang memisahkan sekolah kami dan universias muhamadiyah. kami sampai di masji al manar. tak lama setelah kami melepas sepatu dan bercengkrama dengan teman lain kelas. panggilan yang ditunggu pun datang. Air yang terusap di wajah menggantikan hangat mentari dengan kesejukan. oh...inikah nikmatnya iman. setelah sholat kami tak kuasa menahan. tak ada satu menit, sepatu dan kaos kaki sudah terpasang. aku dan temanku melangkah cepat untuk ke kantin belakang. dengan aldehid, alkana yang semakin menguras isi perut kami, dan ketakutan akan kehabisan makanan, padahal akan ada tambahan pelajaran. kami menambah kecepatan. jalan setapak di belakang lab kimia kami pilih. karena bila kita lewat depan. semakin banyak turbulensi yang menghambat. dan akhirnya kami sampai di kantin belakang...

tampak seperti orang berdemo, semua siswa saling mendorong kedepan,berharap untuk dapat giliran duluan. tapi apa daya. hanya 2 orang penjual yang bisa melayani.oh perut, sabarlah sebentar. tak lama lagi akan datang seonggok nasi untuk kau makan. yang seperti ini sudah biasa untuk kami. bagaimana mungkin 1000 orang lebih dilayani oleh 3 orang penjual. padahal waktu istirahat beramaan. akhirnya setelah megantri selama beberapa jam.heehehehbeberapa menit. akhirnya tiba giliran. kami memesan nasi kering.
"nasi keringnya 2 buk"
setelah nasi kering ditangan kami mundur kebelang. ku ambil segelas teh yang aku isi es.dan temanku mengambil 2 biji kerupuk dalam toples..perut kami tetep lapar. tapi hati kami tenang.nasi sudah di tangan, minuman sudah dipegang dan krupuk sebagi penyedap masakan.kami berjalan keluar.duduk di luar kantin di belakang pohon pohon perdu yang seperti disiapkan untuk berperang. kuletakkan teh ditengahku ambil sebiji krupuk dari temanku tadi. ah sedappnyaaa....walaupun cuma lauk mie, dan krupuk serta sebuah tahu yang telah dibagi 8 makanan terasa enak. bukan karena apa. tapi karena ada teman.hahaah...kadang teman yang lain bilang romantis....tapi bagi kami ini adalah salah satu cara untuk hidup sederhana...untuk sekali makan kami hanya habis 2ribu rupiah.hemat...tapi  juga romantis karena kami harus minum satu gelas berdua.itupun harus disisi ulang dengan es lagi sebagai isi ulang pengganti rasa haus setelah kita makan..
perut kenyang, hati jadi senang...bel berbunyi.tak terasa kita harus kembali kekalas teman...bertemu dengan ester, alkohol dan entalpi peleburan....hahaha
"

Jadi teringat cerita masa sma ketika bertemu denganmu kawan.
terima kasih telah mengajarkanku akan arti kesederhanaan :)
dedicated to Rudi Fajar Darmawan

3 komentar:

  1. Balasan
    1. hhahaa..itu ada fajar...rudi FAJAR darmawan..wkwkwk
      fajar itu beda kelas dengan aku okta... tapi walaupun jarang bertemu kami berteman baik ..wkwkkk

      Hapus
  2. Bgitu baca langsung Trenyuh,, terkenang masa SMA kita. trimakasih kawan..
    walau keadaan tak lg sama, namun sosokmu takan terganti sebagai sahabat trbaikku.. trimakasih.. :)

    BalasHapus