Jumat, 16 Maret 2012

Mudik ke Kampung Halaman : Stasiun Madiun ( Bagian III )


KRD Madiun Jaya
Akhirnya setelah perjalanan selama 30 menit aku dan kakaku sampai di stasiun tanah abang. Di stasiun ini terlihat berbeda dari statiun yang lainnya. Tidak seperti di stasiun ui atau pocin yang dipenuhi mahsiswa, tidak juga seperti statsiun jayakarta atau manga besar yang dipenuhi oleh para  pekerja. Bila kita d stasiun pasar senen pemandangan yang ada hanyalah orang-orang yang sudah tua dan anak -anak. Maksudnya 30 an keatas :D. maklumlah yang nulis kan masih muda :D. bapak-bapak dan ibu-ibu biasanya mengajak anak mereka yang masih kecil. Ada juga yang masih di gendong. Jarang menemui penumpang lain yang seumuran dengan saya.

Setelah mencari tempat duduk yang kosong, aku dan kakak ku duduk disana. Kulihat sekita..yah inilah Jakarta yang sebenarnya. Bukan seperti di gedung gedung tinggi dengan berbagai mobil mewah di parkirannya. Karena kondisi seperti ini lebih banyak di alami oleh masyarakat Jakarta. Mereka yang bisa merasakan bangaunan mewah dan mobil meah hanya  sebagian kecil saja. Aku duduk selama 3o menit. Tapi lama lama bosan juga. Aku pun berjalan jalan di sekitar stasiun. Entah kenapa sejak kecil naluri keingin tahuanku sangat besar. Berbekal rasa pensaran karena ada keganjilan dari atap tempat dudukku. Aku pun beranjak dari tempat duduk. Mencoba mencari tahu kenapa konstruksi atapnya berbeda dari yang lain? Kenapa ada saluran pipanya. Lalu dari mana datangnya air yang keluar di ujung pipa itu? Air apakah itu?


Akhirnya setelah berjalan tidak terlalu jauh kutemukan tangga dibelakang pos penjaga. Aku pun naik kesana. Dan terjawab sudah pertanyaanku tadi. Konstruksi atap yang berbeda karena diatas atap tadi terdapat ruangan tempat membeli tiket, tempat wudhu dan bahakan ada food courtnya juga. Saluran air yang ada di atap tadi adalah salauran air untuk toilet dan ruang wudhu yang ada disamping mushola. Dan air yang keluar dari pipa tadi.tentulah air bekas wudhu.bukan air dari toilet seperti yang aku tebak sebelumnya :D

Setelah selesai keliling di lantai dua stasiun tanah abang, akupun kembali menemui kakakku yang menunggu tasku :D. tak terasa jam sudah pukul 4. Keretaku pun berangkat.nyaris saja.karena telat sedikit aku sholat asharnya. Akupun ketinggalan kereta. Kulambaikan tanganku di jendela untuk kakkakku. Perjalananpun dimulai. Masih nyaman. Hanya ada satu penumpang yang duduk di bangkuku. Manggarai pun terlewat sudah. 

Jess..jess….jess…sura mesin disel itupun masih terdengar walaupun aku di gerbong ke 4. Tak berapa lama setelah berjalan, kereta tiba tiba berhenti di stasiun bekasi. Dan tahu apa? Ternyata  seorang bapak dan 2 orang ibu ibu duduk di bangku depanku --___--. Perjalanan mulai tidak menyenangkan karena aku tidak bisa meluruskan kakiku lagi. Untung saja pemandanganyang indah bisa mengobati suasana yang ada .

Seiring berjalanannya waktu.
sang mentari pun beranjak berlalu.
Meninggalkan sang awan.
untuk kembali pulang.
Kepelukan sang bulan

Keluar dari stasiun bekasi, kereta berjalan tanpa henti. Melaju cepat seperti motor ducati. Ada yang menarik disini. Para penjual banyak yang wira-wiri. Ada yang jualan makanan, minuman kopi, oleh oleh,dari dodol sampai buah buahan. Sama seperti bila aku naik bis dari surabaya. Tapi ada yang unik ketika hari semakin malam. Ada yang jualan batik pekalognan, ada yang jualan boneka shoun and the sheep sampai ada yang jualan mainan yang menurutku aneh. Tapi, karena  malam semakin gelap, kereta lewat jalur pegunungan, smentara sang bulan terhalang oleh sang awan. Aku putuskan untuk terpejam. Mengumpulkan tenaga untuk berjalan jalan di kampong halaman. :D.

Tengah malam aku tebangun, kereta berhenti, kucari plang nama stasiun. sudah sampai madiun? Oh bukan ternyata sampai semarang. Lalu dimana 3 orang yang ada di depanku. Kemana mereka pergi? Entah kenapa saat itu aku lebih memilih untuk terpejam lagi dari pada menjawab pertanyaanku itu.

Sinar mentari yang menembus kaca kereta membangunkanku..ohh dimana ini.sampai mana? Tapi pemandangan yang kulihat mengalihkan perhatianku. Sawah yang luas, hijaunya padi, birunya gunung yang ada di kaki langit. Sungguh indah…untuk dipandang. Yang seperti inilah yang membuat aku bertambah cinta kepada-Nya.

tak lama kemudian aku sampai di stasiun madiun. Aku turun. Tak enak rasanya kalau tak hunting foto. Mumpung statiun masih sepi. Maklumlah stasiun madiun memang sepi kalau di pagi hari. Tapi tetap menyimpan sejuta titik yang enak dipandang.

ini beberapa hasil jepretan saya

KRL Madiun Jaya rute Madiun-Yogyakarta

Kereta Brantas Madiun-jakarta hanya 41000 saja :) 
Stasiun Madiun di Pagi Hari Masih Sepi


“kalau mau ke jalan yang dilewati bis, adik ikuti saja rel ini dik. Nanti di perlintasan kereta yang ada penjaganya itu tempat nunggu bis. Tenang saja dik, kereta akan lewat jam 9 nanti kok. Masih lama” kata petugas stasiun yang aku Tanya.

Hem, sunggug enak udara disini. Walaupun belum sampai benar di kampong halaman.tapi orang orang disini sungguh ramah, berbeda dari di depok, setiap kali bertemu selalu memberikan senyuman atau bahkan ucapan salam. Kulangkahkah kakiku menyusuri rel. pemandangan pagi yang indah, dengan orang orang yang ramah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar