Rabu, 01 Februari 2012

Mudik ke Kampung Halaman : Stasiun Universitas Indonesia ( Bagian I )


Sudah pasti yang di nantikan seorang yang ada di perantauan adalah saat-saat dimana dia akan pulang kekampung halaman. tak terkecuali dengan yang dialami oleh mahasiswa asal luar kota di universitas yang ada di depok ini. setelah selama kurang lebih 4 bulan menempuh pendidikan di kampus hijau ini tentu saat yang ditunggu adalah saat pulang kekampung halaman. bertemu denagn orang tua, menikmati masakan sang ibu tercinta, dan mengenang masa masa ketika sekolah. apa lagi bila masih menjadi seorang maba (mahasiswa baru), ingatan akan kenangan bersama teman sma akan sulit terlupa. Perasaan itu pula yang saya alami. Walaupun harus berjalan sejauh 1,5 km dengan membawa tas punggung dan kardus di tangan kanan, perjalanan dari kos ke stasiun ui seakan ringan. Tanjakan didekat kos yang biasanya saya keluhkan seolah lebih landai karena rindu pada kampung halaman.Gerbang kutek, haltek dan halte fe sudah terlewati, hati semakin senang, perjalanan menuju stasiun UI tinggal setengah lagi. apa daya, namanya juga manusia,butir butir air mulai keular dari dahi, tapi peluh yang mulai menetes di dahi itu terhapus oleh semilir angin di pagi yang cerah itu. setelah melewati jalan tembus halte fib ui-stasiun ui akhirnya sampai di stasiun ui.

" Pak, beli tiket CL kalibata 1 " seru ku pada petugas yang ada di stasiun ui

Naik CL? ya naik CL. ada sedikit ragu pada saaat membeli tiket itu. aku malu, aku seorang laki laki kenapa membeli tekit CL. kenapa bukan ekonomi yang seharga 1500 rupiah. punya penghasilan saja belum, malah menghabiskan uang orang tua. kenapa aku manja untuk naik CL. padahal aku masih muda, tenagaku masih cukup kuat untuk berpegang pada besi pintu kereta ekonomi seperti biasanya. tapi rasa itu segera aku hilang kan. Tak apalah sekali kali naik CL. toh ini terakir kali sebelum pulang...kereta bogor yang lewat membuyarkan diskusi tak berarti dalam otakku...yah masih sekitar setengah jam lagi aku harus menunggu. itu kata penjaga karcis yang aku tanya tadi. Akhirnya kuputuskan untuk mengambil foto stasiun ui dari pada hanya diam melamun.


Ini dengan efek Sephia dan tanpa Eksposur
Dengan Eksposur +2

Ini Krlnya datang
"Kenapa saya pakai efek sepia? karena saya ingin mengambil gambar stasiun ui yang seperti jaman dahulu. tapi saya bingung, apakah yang dengan eksposur +2 atau yang tanpa eksposur yang lebih bagus hasilnya. menurut teman-teman, mana yang lebih mirip dengan foto jadul"

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar