1.
Pengamplasan / Grinding
2.1 Tujuan Percobaan
Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan
cara menggosokan sampel pada kain abrasi/amplas.
2.2 Dasar teori
Sampel yang baru saja dipotong, atau sampel yang telah
terkorosi memiliki permukaan yang kasar. Permukaan yang kasar ini harus
diratakan agar pengamatan struktur mudah untuk dilakukan. Pengamplasn dilakukan
dengan menggunakan kertas amplas yang ukuran butir abrasifnya dinyatakan dengan
mesh. Urutan pengamplasan harus dilakukan dengan nomor mesh yang rendah (hingga
150 mash) ke nomor mesh yang tinggi (180 hingga 600mash). Ukuran grit pertama
yang dipakai tergantung pada kekerasan permukaan dan kedalaman yang ditimbulkan
oleh pemotongan.
Bahan ampelas yang umum adalah SiC, intan atau Al2O3,
. Emery adalah campuran Al oksida dan Fe oksida dengan kekerasan kurang
dari SiC. Namun untuk zat yang digunakan pada poles tidak hanya sebatas alumina,
tapi banyak zat lain yang dapat digunakan Pumice, Kieselguhr & tripoli, SnO2, MgO, Ce2O3,
Diamond, dll. Lihat tabel berikut :
Jenis alat potong
|
Ukuran kertas amplas
(grit) untuk pengamplasan pertama
|
Gergaji pita
|
60 – 120
|
Gergaji abrasif
|
120 – 240
|
Gergaji kawat / intan
kecepatan rendah
|
320 – 400
|
Hal yang harus diperhatiakn pada saat pengamplasan adalah pemberian air.
Air berfungsi sebagai pemindah geram, memperkecil kerusakan akibat panas yang
timbul yang dapat mengubah struktur mikro sampel dan memperpanjang masa
pemakaian kertas amplas. Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketika
melakukan perubahan arah pengamplasan, maka arah yang baru adalah 450
atau 900 terhadap arah sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar